Berpetualanglah, berpetualanglah
seumur hidupmu.
Melangkahlah, hingga akhirnya
engkau tersenyum bahagia.
Keluarlah, karena banyak sekali
yang harus kau lihat di luar sana.
Sunset di Gili Trawangan |
Saat itu, aku tercatat sebagai
salah satu mahasiswi pascasarjana di UGM. Ada pamflet yang disebarkan melalui
media sosial facebook dan WA yang
isinya tentang pengumuman konferensi nasional ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi
Indonesia) di Lombok. Awalnya aku hanya menyimpan ingin saja berangkat ke sana,
karena seolah, tak mungkin ingin
menginjakkan kaki ke tanah Lombok, mengingat biaya akomodasi yang cukup besar
untuk dapat tiba di sana.
Namun keinginanku ternyata bukan
sekedar keinginan. Salah satu temanku bercerita bahwa untuk dapat pergi ke
Lombok mengikuti sebuah konferensi ilmiah bukanlah hal yang tidak mungkin untuk
dilakukan. Hal ini dikarenakan pihak UGM akan memberikan semacam dana bagi
mahasiswanya ntuk dapat pergi konferensi dengan catatan membawa nama UGM,
khususnya membawa nama Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Wah, tentunya aku
menyambut bahagia kesempatan ini. Saat itu otakku sibuk memikirkan tema apa
yang akan aku kirimkan untuk mengikuti konferensi ini. Masalah biaya tidak
terlalu kupikirkan, karena menurutku itu urusan belakangan (PD sekali ya, hehe,
seperti yang punya kemampuan finansial saja, wkwk).
Singkat cerita, aku bersama 6
orang temanku berhasil mendapatkan bantuan dari UGM untuk pergi ke Lombok
mengikuti konferensi nasional ISKI. Masing-masing dari kami diberi uang saku
satu juta Rupiah per orang. Memang uang itu belum cukup untuk tiba sampai
Lombok, namun menurut kami itu sudah cukup membantu. Lagi-lagi urusan
finansial, untuk aku pribadi saat itu aku meminta kepada Bapakku dan
alhamdulillah nominal yang aku ajukan disetujui oleh Bapak.
*Keberangkatan Ke Lombok
Saat itu pagi hari, jam 6 pagi kami berenam sudah berkumpul di stasiun
Lempuyangan Yogyakarta. Kami menaiki kereta api ekonomi untuk dapat tiba di
stasiun Banyuwangi. Perjalanan hampir 14 jam kami tempuh. Jika sudah bosan
duduk maka kami bercanda, saling mengganggu satu sama lain. Kadang juga kami
sibuk mengomentari penumpang lain, agar suasana menjadi ceria dan cair. Aku
cukup menikmati perjalanan, hanya saja aku terkendala jika ingin ke kamar
kecil, hal ini dikarenakan kereta api ekonomi tidak terlalu memperhatikan
kebersihan toilet yang berada di dalam kereta. Oleh karenanya, aku harus turun
di saat kereta transit di beberapa stasiun dan bergegas naik kereta dengan
terburu-buru agar tidak ketinggalan.
Sekitar jam 9 malam kami tiba di Banyuwangi. Kami membersihkan badan kami
di toilet stasiun kereta api Banyuwangi Baru yang merupakan stasiun yang
terletak di wilayah paling timur Banyuwangi (Jawa Timur). Setelah usai
membersihkan diri kami pun bergegas menuju pelabuhan feri Ketapang untuk menuju
ke Pulau Bali. Jarak antara stasiun dan
pelabuhan feri hanyalah 100 meter, sehingga kami hanya berjalan kaki untuk tiba
di sana.
Perjalanan dari Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) menuju pelabuhan
Gilimanuk (Bali) tidak terlalu memakan waktu yang lama, kurang lebih 45 menit
perjalanan. Tiba di Gilimanuk (Bali) sekitar jam 12 malam waktu Bali (WITA).
Saat itu temanku merekomendasikan kami untuk menaiki Bus ekonomi menuju
pelabuhan Padang Bai (Bali) menuju pelabuhan Lembar (Lombok). Jarak yang
ditempuh cukup jauh, sekitar 4 jam perjalanan. Kami pun tidak langsung
mendapatkan bus, karena jadwal keberangkatan bus ada pada pukul 02.00 WITA
dinihari. Oleh karenanya kami menunggu hampir dua jam di terminal Bus dekat
Pelabuhan Gilimanuk. Sembari menunggu, kami berenam memesan pop mie kuah untuk
mengganjal perut kami yang lapar.
Tepat pukul 02.00 WITA kami pun
menempuh perjalanan. Bus ekonomi yang tidak terlalu bagus menurutku. Kondisi
bus hampir rata karatan, bunyi engsel tempat duduk yang berdenyit-denyit
menambah ngilu perjalanan kami. Terkadang juga tak berhenti dilewati oleh orang
yang lalu lalang silih berganti turun naik bus. Aku berusaha untuk tidur,
karena aku cukup kelelahan saat itu. Sementara temanku di sebelah tempat
dudukku, dengan sangat terpaksa meladeni obrolan bapak-bapak paruh baya yang
tidak berhenti mengajaknya mengobrol.
Saat di atas kapal Feri menuju Lombok |
Cuaca pagi itu cukup cerah, kami dengan ceria menaiki kapal. Sesekali kami berfoto, bercanda ria sambil menikmati suasana di atas laut menuju Pulau Lombok.
Menjelang zuhur, kami tiba di
Pelabuhan Lembar (Lombok). Dengan menaiki travel, kami menuju kota Mataram.
Kami berencana akan menginap semalam di rumah milik teman kosku di Yogya.
Beliau berbaik hati mengizinkan kami menginap di rumahnya walaupun beliau ada
di Yogya. Kami menginap di rumah temanku hanya semalam saja, sementara keesokan
harinya kami sudah harus pergi ke hotel tempat kami akan mengikuti konferensi
nasional ISKI.
****
Taman Narmada
Saat tiba di hotel, kami diajak oleh dosen kami yang kebetulan ikut
konferensi juga untuk mengunjungi taman Narmada yang terletak di Lombok Timur
tidak jauh dari Kota Mataram. Suasana taman amatlah indah dengan suasana yang
amat asri. Taman ini amat kental dengan kebudayaan Hindu. Pemandangan taman amatlah
indah, terdapat kolam yang amat jernih dengan pemandangan yang hijau. Di dalam
taman juga terdapat tempat suci, di mana di dalam tempat tersebut, terdapat
mata air, yang mana mata air tersebut dipercaya dapat membuat awet muda jika
digunakan untuk mencuci muka oleh pengunjung yang berkunjung.
Taman Narmada yang asri dan hijau |
Menikmati Jagung Bakar malam hari di Pantai Senggigi
Pantai Senggigi memiliki
romantika tersendiri. Perpaduan antara pantai dan hijaunya pepohonan menjadi
satu ciri khas yang amat indah. Birunya laut dan hijaunya hutan menyatu tanpa
batas, sungguh indah.
Keindahan Pantai Sengigi juga
tak dapat dielakkan saat malam hari, walau keindahan yang diberikan ditopang
oleh meriahnya kerlip lampu. Saat itu, kami berkesempatan untuk menikmati malam
di Pantai Senggigi sambil menikmati jagung bakar di pinggir pantai. Kami asyik
bercerita dan berbagi pengalaman, sungguh menyenangkan tentunya.
Wisata Kuliner Ayam Taliwang
Tak lengkap rasanya pergi ke
Lombok tanpa menikmati ayam Taliwang. Rasa ayam panggang yang gurih beserta
bumbu yang khas. Disertai dengan sambal terong mentah yang tentunya menggugah
selera. Lengkaplah sudah kenikmatan kami dijamu oleh Kota Mataram saat itu.
****
Gili Trawangan
Belum bisa dikatakan pergi ke Lombok, kalau belum mengunjungi Gili
Trawangan. Karena kami berenam menggunakan konsep backpacker dalam perjalanan kami, maka usai berjalan-jalan dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan oleh ISKI, maka kami memutuskan untuk
menginap di Gili Trawangan satu malam. Kami menyewa semacam motel dua tingkat
dengan tiga kamar. Kami berenam ditambah tiga orang teman lainnya yang juga
mahasiswa UGM berencana untuk melaksanakan snorkeling
keesokan harinya di Gili Trawangan.
Sebelum malam tiba, kami berencana untuk menikmati sunset di Gili
Trawangan. Sungguh sangat indah pemandangan yang ditawarkan di Pulau ini.
Tentunya hal ini didukung juga dengan fasilitas pariwisata yang bertaraf
internasional.
Sungguh pemandangan sunset yang indah. Karena waktu itu suasana sedang
surut, maka aku beserta kedua orang temanku memberanikan diri untuk pergi ke
tengah pantai yang jaraknya cukup jauh dari daratan. Sungguh indah, benar-benar
indah.
Sunset yang indah di Gili Trawangan |
Malam tiba, kami pun me,bersihkan diri kami dan berencana melakukan
perjalanan tour berkeliling pulau dengan menggunakan sepeda. Sungguh
menyenangkan, kami mengitari pulau Gili Trawangan dengan menggunakan sepeda.
Suasana di depan Pulau amat ramai. Usai azan isya dikumandangkan dan usai
sholat isya dilaksanakan, suasana Gili Trawangan berubah menjadi semcam Pulau
yang dipenuhi bar. Suara music keras-keras diperdengarkan, ada banyak sekali
minuman keras diperjual belikan. Turis-turis asing berhamburan keluar dengan
gaya-gaya mereka yang aduhay. Jujur saja, aku sama sekali melihat suasana ini
seperti bukan lagi di Indonesia.
Sebelum Bersepeda Berkeliling Gili Trawangan di malam hari. |
Sementara itu, kondisi di belakang Gili Trawangan sangatlah sepi. Memang
masih banyak terdapat penginapan semacam motel bergaya khas nan mewah, namun
suasananya lebih nyaman dan tenang. Usai bersepeda, temanku mengajakku ke salah
satu club bar bermusik reggae. Aku sangat penasaran tentunya, walaupun saat itu
aku menggunakan gamis dan jilbab cukup panjang, namun aku memberanikan diri
untuk masuk club reggae tersebut. Di dalam club orang-orang banyak yang merokok
dan meminum minuman keras, mereka juga banyak yang berjoget-joget menikmati
musik reggae. Aku pun penasaran, aku mengamati sekitar, sungguh benar-benar di
luar batasan, kondisi club malam bukanlah tempat yang recommended untuk dikunjungi.
Berpose sebelum Snorkeling |
Salah satu sudut Gili Trawangan yang amat eksotis |
Keesokan harinya, sekitar jam 10.00 pagi kami snorkeling. Laut Lombok sangatlah indah untuk dinikmati, selayaknya
aquarium besar, sangat indah. Aku yang tak bias sama sekali berenang
memberanikan diri masuk ke dalam laut lepas, tentunya dengan menggunakan
pelampung. Saat itulah pertama kali aku berhasil melihat kura-kura laut yang
berenang bebas di dalam laut. Dan juga ada sekumpulan ikan kecil berwarna biru
yang kerlap-kerlip menyusun formasi indah di bawah laut. Sangat membahagiakan, so amazing!.