Motif Batik Besurek Bengkulu
Sumber Foto : Dokumen Pribadi,
Foto diambil pada salah satu toko Oleh-Oleh khas Bengkulu, Toko Joewada (Jalan Soekarno Hatta, Kota Bengkulu) |
Saya memiliki darah Bengkulu dari garis keturunan Ayah. Darah Talo (Suku
Serawai Bengkulu) merupakan darah yang mengalir dalam keluarga Ayah. Sementara
Ibu saya adalah orang asli Sunda. Jadi, saya adalah ‘Indolokal Blasteran’, di mana istilah ini saya sebut untuk
menjelaskan asal-usul garis keturunan saya (SerawaiSunda).
Kehadiran saya di tanah kelahiran
Ayah, tentunya baru berlangsung 18 tahun, karena masa kecil saya banyak saya
habiskan di Nusa Tenggara Timur (Kupang dan Rote), di mana tempat kelahiran
saya adalah Kupang. Kepindahan saya ke Bengkulu, tentunya membuat saya
mengalami banyak kisah-kisah manis. Walaupun terkadang, sebagai anak baru di
sekolah, saya merasa sedih juga, karena anak-anak kebanyakan sering
mengolok-ngolok saya dengan istilah ‘anak Tim-Tim’. Mereka menjuluki saya
seperti itu, dikarenakan pada waktu kepindahan saya tersebut, konflik
terpisahnya Timor Timur (Tim-Tim) dari Indonesia baru saja terjadi. Dan mereka
menganggap bahwa NTT adalah Tim-Tim. Walau pun begitu, karena saya merupakan
anak yang cukup pemberani, saya tidak serta merta menangis atau malu ketika
diolok-olok seperti itu, justru saya malah dengan lantang berkata bahwa Tim-Tim
bukanlah NTT (walaupun setelah pulang sekolah, terkadang saya sedih juga
membayangkan olok-olokan mereka).
Kepindahan saya ke Bengkulu,
tentunya membawa saya menuju hal-hal baru, tidak terkecuali adanya perbedaan
beberapa mata pelajaran dengan sekolah sebelumnya. Di sekolah baru tersebut
(SDN 52 Kota Bengkulu), saya mendapatkan pelajaran baru untuk mata pelajaran
muatan lokal, yakni batik besurek. Sepengetahuan saya waktu itu, batik besurek
adalah batik khas Bengkulu. Dan memang benar anggapan saya saat itu bahwa batik
ini adalah salah satu warisan budaya terbaik yang dimiliki oleh Bengkulu.
Motif Batik Besurek Bengkulu
Sumber Foto : Dokumen Pribadi,
Foto diambil pada salah satu toko Oleh-Oleh khas Bengkulu, Toko Joewada (Jalan Soekarno Hatta, Kota Bengkulu) |
Dalam proses belajar-mengajar tentang batik besurek di tingkat SD, kami
hanya diajarkan untuk menggambar motif-motif kain besurek pada buku gambar
kami, kemudian diwarnai sesuai dengan selera kami masing-masing dan setelah itu
diberi penilaian.
Lulus dari SD, saya pun mendaftar di salah satu SMP, yakni SMPN 4 Kota Bengkulu. Nah, saat SMP, mata pelajaran kain besurek juga saya dapatkan, tetapi metode ajarnya lebih mendalam, karena selain kami para siswa dimintai untuk menggambarkan motif kain batik besurek di buku gambar kemudian mewarnainya, kami juga diberikan pendalaman materi, yakni mengenal beragam motif kain batik besurek beserta maknanya. Selain itu, kami juga diajarkan bagaimana menggunakan lilin (malam) yang baik saat membatik, kemudian bagaimana cara memilih perpaduan warna yang baik dalam batik besurek, agar batik besurek yang diproduksi nanti menarik dan memiliki nilai estetika. Tidak hanya itu, kami juga diajarkan bagaimana cara membuat batik besurek dalam skala kecil (yakni membuat sapu tangan dan taplak meja kain batik besurek).
Lulus dari SD, saya pun mendaftar di salah satu SMP, yakni SMPN 4 Kota Bengkulu. Nah, saat SMP, mata pelajaran kain besurek juga saya dapatkan, tetapi metode ajarnya lebih mendalam, karena selain kami para siswa dimintai untuk menggambarkan motif kain batik besurek di buku gambar kemudian mewarnainya, kami juga diberikan pendalaman materi, yakni mengenal beragam motif kain batik besurek beserta maknanya. Selain itu, kami juga diajarkan bagaimana menggunakan lilin (malam) yang baik saat membatik, kemudian bagaimana cara memilih perpaduan warna yang baik dalam batik besurek, agar batik besurek yang diproduksi nanti menarik dan memiliki nilai estetika. Tidak hanya itu, kami juga diajarkan bagaimana cara membuat batik besurek dalam skala kecil (yakni membuat sapu tangan dan taplak meja kain batik besurek).
Berikut merupakan beragam contoh
motif dasar batik besurek beserta maknanya.
a. Motif Kaligrafi.
Motif Kaligrafi Batik Besurek Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html |
Kaligrafi merupakan motif yang menjadi ciri khas dari
kain Basurek. Oleh karena itu, motif ini akan selalu ada di setiap helai kain
Basurek yang dibuat. Pemanfaatan kain ini biasa digunakan oleh pembantu Raja,
penghulu, dan pengapit pengantin nikah. Digunakan sebagai ikat kepala, atau
detar istlah yang lebih dikenal oleh masyarakat di Kota Bengkulu. Huruf
kaligrafi yang digunakan merupakan kaligrafi Arab, dengan warna dasar kain berwarna biru.
b. Motif Pohon Hayat dan Kaligrafi
Motif Pohon Hayat Batik Besurek. Sumber Foto http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html |
Motif pohon hayat merupakan motif tradisional yang
berasal dari Bengkulu. Motif ini dipadukan dengan motif kaligrafi Arab, dan
memiliki fungsi sebagai hiasan yang disampirkan dalam bilik pengantin pada
acara pernikahan. Warna dasar dari kain Basurek ini biasanya dibuat dengan
menggunakan warna biru.
c. Motif Kaligrafi dan Kembang Melati
Motif Kembang Melati. Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html |
Motif
kembang melati merupakan salah satu bentuk motif tradisional yang dipakai di
kota Bengkulu. Motif ini dipadukan dengan motif kaligrafi Arab, dan kegunaan
kain ini biasanya dipakai pada saat acara adat, dan acara cukur bayi. Warna
dasar yang digunakan adalah warna merah kecoklat-coklatan.
d.
Motif Relung paku, Perpaduan Burung, dan Kaligrafi
Motif Relung Paku Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html |
Motif relung paku dengan
perpaduan burung merupakan bentuk perpaduan dua unsur yang berbeda. Kedua motif
tersebut merupakan motif tradisional yang biasa digunakan di Bengkulu. Motif
tersebut dipadukan dengan kaligrafi Arab, dan biasa dipakai sebagai sampiran
pada acara cukur bayi. Warna dasar kain ini dibuat dengan menggunakan warna
coklat dan krem.
e.
Motif Bunga Cengkeh, Cempaka, dan Kaligrafi
Motif Bunga Cengkeh dan Bunga Cempaka pada Batik Besurek Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html |
Motif bunga cengkeh dan bunga
cempaka, merupakan bentuk perpaduan dua jenis motif dari unsur yang sama.
Motif-motif tersebut merupakan motif tradisional yang biasa digunakan di
Bengkulu. Kedua motif tersebut dipadukan dengan motif kaligrafi Arab, dan biasa
digunakan pada acara adat, acara perkawinan, dan acara mengikir gigi. Warna
dasar yang digunakan adalah merah kecoklat-coklatan.
f. Motif Kaligrafi berbentuk Burung Kuau.
Motif Kaligrafi dan Burung Kuau pada batik besurek. Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html |
Burung kuau yang terdapat pada kain Basurek jenis ini dibuat dengan huruf
kaligrafi Arab yang disusun sedemikian rupa, sehingga menghasilkan bentuk mirip
sebuah burung. Burung kuau merupakan burung yang banyak terdapat di daerah
Sumatera. Kain jenis ini biasanya digunakan pada acara adat, dan dalam
rangkaian acara pernikahan yang dipakai oleh pengantin putri untuk pergi
berziarah kubur. Warna dasar yang digunakan pada kain ini adalah warna biru.
g.
Motif Rembulan dan Kaligrafi.
Motif Rembulan dan Kaligrafi dalam Batik Besurek Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html |
Motif rembulan merupakan salah satu motif
tradisional yang menggambarkan alam semesta. Motif ini biasa digunakan sebagai
penghiasn kain Basurek di Bengkulu. Motif tersebut dipadukan dengan kaligrafi
Arab, dan memiliki fungsi dan kegunaan untuk calon pengantin putri dalam
rangkaian perniakahan (acara siraman/mandi). Warna dasar kain ini biasanya
menggunakan warna merah.
Setelah mempelajari tentang beragam
motif dasar batik besurek beserta makna dan fungsinya, kami pun melanjutkan proses pembelajaran dengan mempelajari tentang beragam lilin
batik, serta mempelajari pemilihan warna-warna dalam batik besurek, kami pun
diberikan pendalaman materi mengenai praktek membatik. Dari proses pembelajaran
praktik membatik inilah, saya memahami bahwa membuat batik tulis besurek
tidaklah semudah yang saya bayangkan sebelumnya, di mana proses yang ditempuh
sangatlah panjang dan memakan waktu yang tidak sebentar. Mulai dari mendesain
motif kain batik besurek sesuai dengan motif yang diinginkan, kemudian
menuliskan motif yang telah sesuai tersebut pada kain mori (kain khusus untuk
batik), setelah itu mulai melilin dengan menggunakan lilin malam yang dipanaskan
dan dicairkan.
Canting dan lilin yang sudah siap digunakan untuk membatik Sumber Foto : https://jualprodukberkualitas.com/proses-pembuatan-batik-tulis/ |
Dalam proses melilin ini dibutuhkan kehati-hatian dan
ketelitian, karena jika tidak teliti, maka lilin akan meluber dari canting
batik (alat untuk melilin), hal ini menyebabkan motif batik menjadi tidak
beraturan (tidak sesuai motif yang
digambar). Selesai melilin, kemudian dilakukan proses mencelup.
Dalam pembuatan batik tulis yang hanya
memiliki satu dasar warna, maka cukup dilakukan proses mencelup. Bagian yang
kain yang akan tertutupi lilin, maka akan berwarna putih, sementara dasar kain
yang tidak tertutupi lilin, akan berwarna sesuai dengan warna yang telah
dipilih. akan berwarna sesuai dengan warna cairan pewarna. Dalam teknik
membatik seperti inilah dikenal dengan teknik mencelup. Setelah teknik mencelup
berhasil dilakukan, maka teknik selanjutnya adalah ‘mlorot’, di mana caranya dimulai dengan memasak
air hingga mendidih, kemudian kain yang sudah selesai melalui tahap pewarnaan
akan direbus menggunakan air ini. Dengan begitu malam yang menutupi kain akan
ikut mencair dan motif batik akan terlihat.
Dari proses membatik yang saya
pelajari di SMP, tentunya membawa kesan yang amat berkesan. Karena dengan
mempelajari proses membatik tersebut, saya jadi mengerti, bahwa warisan budaya
Bengkulu yang satu ini, memiliki filosofi yang mendalam. Berdasarkan sejarah,
Batik Besurek telah ada sejak abad ke-16, saat penyebaran Islam mulai gencar di
Kota Bengkulu.
Seragam
Batik Besurek SMANDA penuh kenangan.
Jika
tadi saya banyak berbicara tentang bagaimana awal pengenalan saya dengan batik
Besurek, maka kali ini, saya akan berbagi cerita tentang seragam batik besurek
saya saat SMA yang penuh dengn kenangan. Saya adalah alumni Smanda Bengkulu.
Smanda merupakan singkatan yang digunakan orang-orang di Kota Bengkulu untuk
menyebut SMA Negeri Dua Kota Bengkulu yang terletak di Jalan Mahoni. Saat saya
mendaftar masuk ke sekolah ini, saya diberikan kewajiban untuk menggunakan
seragam batik besurek, di mana seragam tersebut berwarna biru muda. Motif dan
corak batik tersebut juga menarik dan sangat nyaman digunakan, karena berbahan
kain yang dingin jika dikenakan.
Seragam Batik Besurek penuh kenangan. Foto diambil pada Desember 2017. Sumber Foto : Dokumen Pribadi. |
Ada
cerita menarik, terkait dengan seragam batik ini, di mana Kakak-Kakak tingkat
saya sebelumnya, memiliki motif batik besurek masing-masing tiap angkatan.
Untuk kelas XI (warna motif batik saat itu adalah hijau toska), sementara untuk
anak kelas XII (menggunakan warna motif batik hitam dan kuning). Saya pun
sempat bertanya-tanya, mengapa motif seragam batik besurek di SMA ini
berbeda-beda setiap angkatan? (Hingga saat ini saya pun tidak mendapatkan
jawabannya). Namun, setelah saya naik ke kelas XI, maka motif kain batik SMANDA
telah dipatenkan, yakni berwarna biru muda, sesuai dengan motif batik besurek
yang saya gunakan. Nah, motif dan warna batik ini, hingga saat ini tetap
digunakan tanpa terjadi penggantian kembali.
Jujur
saja, dari empat jenis seragam sekolah (putih dan abu, baju batik besurek, baju
muslim dan baju olahraga), saya paling nyaman menggunakan seragam batik
besurek. Karena kain batik besurek ini sangat dingin dan halus ketika
digunakan, berbeda dengan jenis kain di seragam lainnya. Selain itu, warna
batik besurek yang cerah dan menarik, membuat saya tampil lebih anggun menarik.
Karena
saya sangat menyukai dan merasa nyaman dengan seragam batik besurek tersebut,
maka saya berniat untuk menyimpan seragam tersebut, walaupun saya telah lulus
dari Smanda. Dan tentunya, hal itu benar-benar saya lakukan. Setelah hampir
sembilan tahun saya lulus dari Smanda,baju tersebut masih tersimpan rapi di
dalam lemari saya. Dan tentunya, warna dan kehalusan kainnya masih tetap
terjaga seperti dahulu.
Saya
dahulu pernah berniat, suatu waktu, setelah saya lulus nanti, saya berniat
untuk menggunakan kembali pakaian seragam tersebut dan berfoto menggunakan
seragam itu kembali di Smanda. Dan tentunya, hal ini benar-benar terwujud saat
ini. Setelah hampir sembilan tahun, saya kembali mengenakan seragam tersebut
dan ternyata masih bisa saya gunakan seperti dahulu. Tanpa berpikir panjang,
saya pun pergi ke Smanda dan berfoto-foto di sana menggunakan seragam Batik
Besurek.
Selfie di depan ruang kelas saat kelas XI IPS A SMA dahulu, sekarang telah menjadi Kelas IPA. Foto diambil pada Desember 2017 Sumber Foto : Dokumen Pribadi. |
Saya
sengaja mengunjungi SMANDA saat sore hari, agar tidak lagi banyak murid yang
dan guru yang berlalu lalang. Saat pertama kali menginjakkan kaki di Smanda,
memoar masa-masa SMA kembali terkenang, walaupun sudah banyak
perubahan-perubahan gedung dan fasilitas di sana.
Back To School Foto diambil pada Desember 2017 Sumber Foto : Dokumen Pribadi |
Berfoto di depan pintu masuk SMANDA Bengkulu dengan menggunakan Seragam Batik Besurek. Kembali mengenang masa-masa SMA, 9 Tahun yang lalu. Foto diambil pada Desember 2017 Sumber Foto : Dokumen Pribadi. http://www.bloggerbengkulu.com |
Saat ini, seragam tersebut sudah tidak saya gunakan lagi, tetapi seragam ini akan tetap
saya simpan di dalam lemari. Hal ini akan saya jadikan barang kenangan untuk
kemudian dijadikan bahan cerita bagi anak cucu saya nantinya.
Sumber Referensi :
Anonim. Batik Besurek Bengkulu. http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017.
Anonim, Jual Produk Batik Berkualitas. https://jualprodukberkualitas.com/proses-pembuatan-batik-tulis/. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017.
Haryono, Linda. Nilai dan Makna pada Kain Batik Besurek yang Mengandung Unsur Kaligrafi Arab di Bengkulu. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=103737&val=1378. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017.