Kota Bengkulu
merupakan salah satu kota yang sejak dahulu telah melabeli dirinya sebagai kota
yang religius. Kereligiutas ini terbukti dengan hidupnya beragam umat beragama
di Kota Bengkulu dengan rukun dan damai. Walaupun setengah dari masyarakat kota
Bengkulu beragama Islam, namun hingga saat ini belum terdengar adanya konflik
antarumat beragama di Kota Bengkulu. Seperti halnya kita ketahui bahwa di kota
Bengkulu hidup beragam agama dan etnis yang hidup secara berdampingan dan
saling menghargai satu sama lain.
Berbicara tentang mayoritas muslim yang
ada di Kota Bengkulu, tentunya sangat erat kaitannya dengan keberadaan masjid
(atau rumah ibadah umat Muslim). Di Kota Bengkulu sendiri tidak sulit untuk
menemui masjid. Di setiap jalan, gang, pusat perbelanjaan, bahkan pusat wisata
pun amat sangat mudah menemui bangunan masjid. Tentulah bukan hal yang sulit
bagi umat muslim untuk dapat menjalankan ibadah, jika dilihat dari kuantitas
bangunan masjid yang ada di Kota Bengkulu.
Masjid Agung Kota Bengkulu. Sumber Gambar : pinterest.com |
Banyaknya bangunan masjid yang ada
di Kota Bengkulu, ternyata tidak menjamin kenyamanan setiap masyarakat atau pun
pendatang yang ada di Kota Bengkulu untuk melaksanakan ibadah. Hal ini
dikarenakan, tidak setiap bangunan masjid yang ada di Kota Bengkulu dibuka 24
jam oleh pengurus masjid. Terkadang, masjid hanya dibuka saat pelaksanaan waktu
shalat saja (5 waktu sholat, yakni shubuh,zuhur, ashar, maghrib dan isya), saat
penyelenggaraan shalat iedul fitri atau iedul adha, saat penyelenggaraan shalat
jenazah, serta saat adanya acara pengajian rutin). Padahal sudah seharusnya setiap masjid yang
ada di Kota Bengkulu buka 24 jam, mengingat pelaksanaan ibadah yang dilakukan
umat muslim tidak terikat akan waktu-waktu tertentu saja (terlebih
ibadah-ibadah sunnah; seperti shalat shunnah, tadarus Qur’an dan sebagainya). Bukan
hanya itu, ‘masjid (rumah ibadah) yang buka 24 jam’ juga tentunya sangat
dibutuhkan bagi para musafir yang berkunjung ke Kota Bengkulu untuk beribadah dengan nyaman.
Berdasarkan hal ini, saya selaku
warga kota Bengkulu tentunya sangat mendukung adanya program Walikota Bengkulu
mengenai ‘Rumah Ibadah Buka 24 Jam’. Hal
ini dikarenakan saya pernah mengalami kejadian yang kurang mengeenakkan saat
ingin melaksanakan ibadah. Saat itu, saya ingin melaksanakan sholat zhuhur di
sekitar jalan Danau Panorama, ada salah satu masjid yang terkunci, padahal saat
itu masih dalam waktu Zhuhur (sekitar jam 13.30 WIB). Tentunya saat itu saya
merasa kesulitan mencari masjid. Pada akhirnya saya sholat di salah satu masjid
di sekitar Pesantren Pancasila, namun dengan kondisi kamar kecil dan tempat
wudhu yang kurang terawat, sungguh disayangkan.
Namun, saat ini ketika mendengar
adanya program ‘masjid buka 24 jam’, jujur saja saya turut bahagia,
karena Walikota Bengkulu periode ini (yakni Bapak Helmi Hasan) sangat peduli
dengan kondisi yang pernah saya alami tersebut. Beliau mencanangkan program
yang tentunya menjadi jawaban atas problem yang pernah saya alami beberapa
waktu lalu. Menurut Bapak Helmi Hasan yang dikutip dari laman mediacenter.bengkulukota.go.id, “visi Pemkot Bengkulu yakni mewujudkan Kota
Bengkulu religius dan bahagia, salah satu caranya yakni memakmurkan rumah
ibadah.” Adapun cara memakmurkan
rumah ibadah salah satunya menurut beliau adalah membuka rumah ibadah tersebut
24 jam serta menjamin ketersediaan seluruh fasilitasnya (seperti air bersih dan
listrik). Tentunya program ini amat berdasar, karena menurut walikota Bengkulu,
“sesuai janji Allah SWT, barang siapa yang memakmurkan rumah ibadah, maka Allah
akan turunkan keberkahan dari langit dan keluarkan keberkahan dari bumi”.
Tentunya program ‘masjid buka
24 jam’ ini tidak hanya diwacanakan saja. Pada tanggal 28 Agustus 2019,
tepatnya hari Kamis lalu, Bapak Walikota Bengkulu Helmi Hasan beserta wakil
Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dalam acara peresmian Masjid Al Iman yang berada
di Jalan Mayjend Sutoyo Kelurahan Tanah Patah, menyampaikan imbauan untuk rumah
ibadah buka 24 jam. Dalam rangka menyukseskan imbauan tersebut, maka Pemkot
Bengkulu akan membantu biaya yang dikeluarkan rumah ibadah saat ini. Selain itu,
sebelumnya pada tanggal 7 Agustus 2019, walikota Bengkulu juga mengajak para
tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berkumpul di Balai Kota untuk
menyukseskan program ini. Tentunya program ini mendapat tanggapan positif dari
tokoh FKUB Kota Bengkulu.
Peresmian Masjid Al Iman Tanah Patah oleh WaliKota Bengkulu. Sumber gambar: radarbengkuluonline.com |
Walikota juga menambahkan bahwa, “program
memakmurkan masjid ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah , imam
masjid, habib dan lain sebagainya, tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama. Semoga
Allah memberikan keberkahan untuk Kota Bengkulu tercinta” (dikutip dari laman
mediacenter.bengkulukota.go.id). Tak lupa Bapak Walikota menjanjikan bahwa bagi
rumah ibadah yang aktif buka 24 jam, maka akan difasilitasi pemberian PDAM dan
listrik gratis selama 1 tahun dan akan dievaluasi nantinya.
Pertemuan Walikota Bengkulu beserta tokoh FKUB Kota Bengkulu. Sumber gambar: mediacenter.kota bengkulu.go.id |
Sekali lagi, saya selaku warga
Bengkulu turut menyambut bahagia program ini, karena kereligiusan suatu daerah
tentunya terlihat dari adanya fasilitas yang mumpuni dalam mendukung proses
peribadahan umat beragama. Tentunya benar imbauan Bapak Walikota, bahwa hal ini
dapat diwujudkan dengan baik dengan adanya kerja sama dan dukungan dari berbagai
pihak, khususnya warga yang berada di Kota Bengkulu.
Post Comment
Posting Komentar