IMC, ketika mengingat nama itu, maka yang akan terbayang di benakku adalah suatu ikatan ukhuwah yang erat serta bersahaja. Ya, tentu saja, karena di dalam IMC inilah, aku menemukan beberapa sahabat, yang kemudian aku menyebutnya sahabat hingga ke syurga (insyaAllah).
IMC merupakan singkatan dari Intelectual Moslem Community. Merupakan
salah satu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bengkulu. Selayaknya Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM), IMC merupakan suatu wadah
untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas mahasiswa FISIP dengan dasar
pedomannya adalah dakwah Islam. LDK IMC sendiri telah dibentuk sejak tahun 1995, dengan jumlah anggota kader yang kian
bertambah hingga saat ini. Di dalam LDK ini, mahasiswa Fisip dapat
mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat masing-masing.
Aku dan IMC, kisah tiada akhir.
Aku adalah
mahasiswa Fisip UNIB kala itu (2008-2012). Perkenalan dengan IMC terjadi saat
masa OSPEK dimulai. Sedari SMA, aku memang sudah aktif di ekskul rohis (rohani
Islam), sehingga UKM yang aku pilih tentunya yang berdasar pada kegiatan rohis.
Nah, IMC adalah pilihan yang tepat menurutku saat itu. Seperti biasa, label
yang diberikan pada aktivis rohis adalah jilbab lebar, celana cingkrang dan
berjanggut. Tentunya, aku tidak peduli dengan label-label tersebut, entah
mengapa, aku merasa nyaman saja, berada dengan orang-orang yang memiliki satu
visi dan misi denganku, yakni berjalan di jalan dakwah.
Perjalanan
bersama IMC tentunya melahirkan beragam kisah. Agenda kegiatan kami yakni
kajian rohani, upgrading kepengurusan
dan anggota IMC, rihlah (wisata alam), diskusi-diskusi pengembangan diri, buka
puasa sunnah bersama, serta terkadang kami mengadakan rujak party. Memang terdengar sederhana, namun
tentunya bagi kami kami anggota IMC, hal tersebut merupakan hal yang luar
biasa.
Ingat IMC, maka ingat Hamad
Dari IMC ini
jugalah, aku bertemu dengan sahabat-sahabatku yang hingga saat ini tetap ‘eksis di hati’. Kami menyebut geng kami
adalah Hamad, di mana Hamad merupakan singkatan dari ‘Hantu Mading’. Mengapa
dinamakan Hantu Mading? Hal ini dikarenakan, kami dikumpulkan berdasarkan
keikutsertaan kami dalam lomba mading 3 dimensi yang diadakan oleh UKM
Kerohanian Islam Universitas Bengkulu. Karena Mading 3 Dimensi dibuat
berhari-hari, maka secara otomatis kami seringkali bersama, bahkan sampai
merelakan waktu istirahat kami untuk menginap bersama menyelesaikan mading
(majalah dinding) tersebut. Dan alhamdulillah, mading yang kami lombakan mendapatkan predikat juara 2 saat itu. ^_^
Nah, dari sinilah kemudian kami saling akrab hingga saat ini. Anggota Hamad adalah aku sendiri, Mira Apriani, Erlisa Widyatuti, Voettie Wisataone, dan Zainab At-Tazkiyah. Kami memliki sifat dan karakter masing-masing, dan tentunya ciri khas kami ini pula yang kemudian membawa kami menjemput kesuksesan masing-masing. Hingga saat ini, dari kami berlima yang baru menikah adalah Mira, sementara kami berempat masih sedang/akan menuju walimah (pernikahan, #eh... ).
Nah, dari sinilah kemudian kami saling akrab hingga saat ini. Anggota Hamad adalah aku sendiri, Mira Apriani, Erlisa Widyatuti, Voettie Wisataone, dan Zainab At-Tazkiyah. Kami memliki sifat dan karakter masing-masing, dan tentunya ciri khas kami ini pula yang kemudian membawa kami menjemput kesuksesan masing-masing. Hingga saat ini, dari kami berlima yang baru menikah adalah Mira, sementara kami berempat masih sedang/akan menuju walimah (pernikahan, #eh... ).
Foto Bersama Para Anggota Hamad dengan Mading 3 Dimensi IMC tahun 2010. Dari Kiri-Kanan : Tazki, Erlis, Mira, Yue (aku sendiri), dan Voe) |
Rindu Dibalas Temu Alumni di Rumah
Peradaban
Karena qadar
Allah tentunya, aku bersama teman-teman lainnya tetap bersama di dalam LDF ini
hingga akhir waktu kami berada di Universitas Bengkulu. Bahkan, hingga kami
menjadi alumni pun, rindu dan kenangan-kenangan tentang IMC masih saja melekat
di hati kami.
Dan karena qadar
Allah juga, akhirnya aku dan teman-teman alumni IMC lainnya mendapatkan
undangan temu alumni yang dilaksanakan di Universitas Bengkulu pada tanggal 16
Desember 2017, di Ruang Aula Dekanat FKIP.
Berdasarkan
kesiapan dari panitia yang diketuai oleh Angga Priyono (Mahasiswa Sosiologi
angkatan 2016), dari keseluruhan alumni IMC yang telah mendapatkan undangan,
yang bersedia hadir hanyalah 30 orang. Hal ini dikarenakan banyak alumni IMC
yang berdomisili di luar provinsi Bengkulu dan memiliki aktivitas masing-masing
yang tentunya sangat padat. Walaupun peserta alumni yang hadir hanyalah 30
orang, namun acara tetap berlangsung dengan baik dan haru. Kami, para alumni,
bertemu dengan adik-adik penerus kami dalam satu forum, di mana untuk
keanggotaan IMC yang hadir saat itu berjumlah 50 orang, MashaAllah...
Dari ragam
agenda acara yang berlangsung, saat paling haru adalah saat para perwakilan
alumni menceritakan kisah mereka masing-masing di IMC, mulai dari alumni yang
paling awal masuk IMC yakni pada tahun 1995, hingga alumni angkatan 2013 yang
tanggal 20 Desember kemarin baru diwisuda.
Sebelum acara
selesai, panitia mengimbau kepada para alumni untuk memilih kepengurusan alumni
IMC. Dalam hal ini, berdasarkan keputusan bersama, terpilihlah Kak Rio W sebagai
Ketua, Kak Faizon Irsyadi sebagai Sekretaris, Bendahara Kak Haryanto, serta
Ustadzah Yulisniawati sebagai Koordinator Bidang Dana dan Usaha. Setelah Kak Rio
terpilih menjadi ketua alumni IMC FISIP UNIB, maka terdapat seremonial
pemotongan tumpeng dan penandatangan MOU donatur tetap dari alumni untuk LDF
IMC. MashaAllah, sungguh haru haru melihatnya. Selain itu, juga dilakukan
pelelangan hasil karya anggota IMC, yang kemudian dilelang kepada para alumni.
Dari hasil lelang barang-barang hasil karya IMC tersebut, didapatkan nominal
uang Rp.1.000.000,-, alhamdulillah.
Pemotongan Tumpeng oleh Kak Rio W selaku ketua alumni IMC terpilih beserta para pengurus lainnya yang terpilih. |
Surat MOU bagi para anggota alumni IMC Fisip UNIB |
Tidak lupa juga,
saat detik-detik akhir acara, kami menyempatkan diri berfoto bersama. Dari
beragam angkatan, kami berfoto, baik yang sudah lulus ataupun yang masih harus
berjuang meneruskan perjuangan di IMC. Tidak lupa juga, saat pulang, kami
diberikan hadiah souvenir mug cantik oleh adik-adik kami di IMC. Selain itu,
kami juga diberikan kertas kecil yang kemudian akan diisi pesan dan kesan kami
pada IMC, yang kemudian ditempelkan di pohon berkah yang berada di luar gedung
tempat acara berlangsung.
Sungguh sebuah
agenda yang menyenangkan.
Foto alumni IMC dari jurusan Ilmu Komunikasi (beragam angkatan) |
Testimoni Acara Temu alumni dari para alumni ^_^ |
Foto Bersama alumni |
Souvenir Mug Cantik untuk Masing-Masing Alumni |
Selfie Akhwat IMC |
Memang benar,
jika Allah sudah menautkan hati kita, apapun yang terjadi, kita akan tetap
kembali ke rumah yang sama.
Bengkulu,
21 Desember 2017
Dulu jaman SMA juga aku anggota rohis Mba, tujuannya mirip sama IMC. Alhamdulillah ya bisa reuni dengan teman-temannya. Semoga silaturahim tetap berjalan terus ya Mba
BalasHapusasik ya bisa reunian gini, ketemu teman-teman lama. salam aja dengan mereka yue
BalasHapusmelepas kangen dan rindu setelah sekian lama tak bertemu, Reuni emang acara yang sering di tunggu.
BalasHapuswahhh kok jadi keingat masa lalu yahh, bareng teman-teman yang kini udah pada mencar kemana-mana... :(
BalasHapusWah.. seru nih meet up-nya, pasti rame dan banyak makanan... heheh semoga ukhuwah selalu terjaga sampai akhir hayat ya Mbak ^^
BalasHapusDek yue, ingat imc ingat waktu kita ktemu di acara seminar waktu itu hehe
BalasHapusternyata Mbk masih ingat ya sama Aku.. udah lama bgt ya Mbk kita ga ktmu lg.. 😊
HapusSeru mbak acaranya nih. Temu kangen sama temen-temen.. ^^
BalasHapusWaa seru ni bisa kumpul sama teman2
BalasHapusAcaranya juga keren
Salam ya sama geng Hamad ,sukses selalu buat kalian
BalasHapusSalam ya sama semua geng Hamad yang keceh
BalasHapusOke Mbk... siap... 😊
Hapus